Hidayah itu Mahal
Jika mengingat kejadian 5 tahun yang lalu, Rasanya tidak ingin punya apa-apa di dunia ini, gak masalah kalau gak punya rumah, ga punya mobil dan apapun yang berharga di dunia ini asalkan suami sembuh, itu pernah saya alami pada tahun 2017, disaat suami diberi sakit oleh Allah dengan kondisi saat itu usia pernikahan 3 tahun dan punya anak 1 usia 2 tahun.
Januari 2017 kami pindah ke kota pariaman dan mebuka usaha, dan suami masih bekerja di kota padang, dan jarak yang ditempuh kira2 1 jam 30 menit, dan suami bolak balik bawa mobil sendiri. september sudah mulai sakit, kata dokter kecapean, pindah dokter lagi, dokter bilang gerd. dan bulan oktober 2017 mulai sakit tengorokan dan di bawa ke dokter lagi, sudah mulai batuk dan berdahak banyak. saya inisiatif sendiri bawa ke dokter paru, kita di suruh untuk melakukan foto thorak dan hasilnya ada inpeksi di paru. dan dokter sarannya minum obat rutin.
Banyak pengalaman berharga dan di titik itulah saya merasakan tentang kehidupan yang paling berkesan, disaat itulah saya merasakan pahitnya kehidupan, bagaimana setiap hari melihat suami terbaring tanpa daya, dan untuk bernafaspun sulit.
Kami ada mobil yang terparkir di halaman rumah kontrakan, raanya itu mobil tidak harganya, karena saat itu hanya berharap kesembuhan dan kembali ke kehidupan normal.
Allah punya skenario, semasa sakit suami itulah kami banyak belajar dan boleh dikatakan mendapat hidayah, karena setiap hari ada saja cobaan dan ujian yang datang. Sampai akhirnya saya hanya berkata, ya Allah, saya ga tau lagi mau ngapain, saya serahkan semua padaMu ya Allah dan saya pasrah dengan apapun yang terjadi. Dan di titik itulah saya rasakan mulai datangnya kemudahan dan pertolongan Allah, hingga akhirnya kami putuskan untuk segera berhijrah dan benar-benar belajar agama, diskusi bersama suami untuk perencanaan kedepan, mobil yang masih nyicil sepakat untuk kami lepas saja dan bebas dari hutang. Dan akhirnya Allah kasih solusi dan kami masih bisa miliki mobil itu dan sudah dilunasi ke leasing.
Masih banyak yang kami jalani dan akhirnya merasakan bahwa untuk mendapatkan hidayah dan mulai belajar agama itu cukup mahal, dan setelah 2 tahun kami merasakan hikmah dari sakitnya suami 5 tahun yang lalu. Ternyata memang skenario Allah itu sangat indah, hanya saja kadang kurang siap untuk menerimanya di saat itu.