Kita sebagai orang tua, kita wajib untuk berilmu. Karena agama kita mengajarkan berilmu sebelum kita beramal. Termasuk dalam mendidik anak. Apalagi pendidikan anak ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi orang tua, sehingga kita harus memiliki ilmu. Dan di antara ilmu yang penting dan harus kita ketahui setelah ilmu mempelajari aqidah, tauhid dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan masalah agama kita, kita juga harus mengetahui tentang bagaimana fase perkembangan anak kita sesuai usia.
Hal ini sudah ditunjukkan oleh Allah SWT di dalam QS. An Nahl ayat 78:
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Kita semua dilahirkan dalam keadaan bodoh, tetapi Allah menciptakan berbagai alat agar kita mau belajar, mau mencoba, mau meningkatkan kualitas diri kita.
Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa Allah memberikan kepada kita indera-indera agar kita mau belajar dan mencari ilmu. Ternyata ketika Allah menerangkan indera-indera tersebut secara berurutan, hal ini sesuai dengan ilmu perkembangan anak, tahapan perkembangan anak. Indera yang pertama kali Allah terangkan dalam ayat tersebut adalah pendengaran, jika kita perhatikan yang berkembang pertama kali pada pertumbuhan anak adalah pendengaran, bahkan ketika anak masih dalam kandungan yang berupa janin. Apalagi setelah dilahirkan, yang berkembang pertama kali adalah pendengaran. Oleh sebab itu seorang bayi bisa mendengar suara ayah dan ibunya. Hal ini menunjukkan bahwa, apabila kita memahami tahapan ini, kita akan bisa mendidik anak kita dengan lebih baik dan hikmah. Ketika kita tahu bahwasanya anak kita baru dilahirkan, usia masih menyusui 0-2 tahun, itu yang paling berkembang adalah pendengarannya sehingga hal ini adalah fase yang paling baik untuk memperdengarkan anak-anak kita dengan kalimat-kalimat yang baik. Perdengarkan Al-Qur’an, dzikir, dan kalimat-kalimat baik lainnya, hal ini akan merasuk ke dalam hati anak. Apabila anak terbiasa mendengar kalimat-kalimat yang baik yang disampaikan oleh ibunya atau sekitarnya, itu akan merasuk ke dalam anak. Dan seringkali, anak yang dari kecil sudah terbiasa mendengar bacaan Al-Qur’an, hatinya akan terikat dengan Al-Qur’an. Dan ini adalah awal mula pendidikan anak-anak ketika kita ingin memunculkan anak-anak penghafal Al-Qur’an.
Indera selanjutnya yang Allah sebutkan adalah penglihatan. Penglihatan itu berkembang dari usia setelah satu tahun. Tetapi dari fase, penglihatan berkembang setelah fase menyusui yaitu 2 tahun. Pada usia 2-7 tahun, indera penglihatanlah yang paling berkembang. Dan ini adalah fase dimana anak itu menjadi duplikator, imitator, pencontoh yang paling baik. Anak akan mencontoh apa yang ada di sekitarnya. Apa yang dilihat oleh anak, itulah yang akan dicontoh. Apa yang mereka lihat, itulah yang mereka pelajari. Pada fase inilah banyak orang tua yang melakukan kekeliruan dan terjadi inkonsistensi di dalam pendidikan dan pengajaran pada anak. Kenapa? Karena apa yang ditunjukkan orang tua, apa yang ditampakkan orang tua, apa yang dicontohkan orang tua, berbeda dengan apa yang diucapkan oleh orang tua. Hal ini menyebabkan anak menjadi bingung dan seringkali mereka dipengaruhi dengan apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Karena sebenarnya, hal yang sangat mempengaruhi anak di usia 2-7tahun adalah apa yang anak lihat, bukan apa yang anak dengar.
Kemudian, Allah memberikan anak pemahaman atau indera kognitif dalam memahami sesuatu. Indera kognitif berkembang sempurna di usia 7 tahun. Oleh karena itu usia 7 tahun sudah bisa disebut mumayyiz, anak sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk, bisa membedakan hal yang berbahaya dan yang tidak. Pada fase ini, anak sudah bisa memahami tentang ucapan orang tuanya, instruksi orang tuanya, anak sudah bisa memahaminya dengan sempurna. Pada usia 7 tahun setelah pendengaran dan penglihatannya sempurna, indera kognitif anak pun terbentuk dengan sempurna, sehingga di usia 7 tahun lah orang tua memiliki kewajiban mengajarkan dan mendidik anak agar konsisten mengerjakan shalat. Hal ini bisa kita buktikan ketika kita mengajarkan anak shalat di usia 7 tahun, mereka akan berusaha khusyu’, diam dan tuma’ninah dalam mengerjakannya, karena pemahaman anak sudah berkembang sempurna.
Nah, itu tadi adalah metode kita mengajar anak, yang bisa kita sesuaikan dengan fase perkembangan anak.
Semoga bermanfaat ya, Mom.
This Post Has One Comment