Menjadi Ibu benar-benar mengubah otak seorang perempuan, dari segi struktur, fungsi, dan dalam banyak hal tanpa bisa dikembalikan lagi. Hal ini bermula ketika seorang perempuan pertama kali hamil. Hormon kehamilan memicu kode genetik perempuan untuk berperilaku sebagai ibu. Semakin aktif oleh kelahiran bayi dan diperkuat oleh kontak fisik yang dekat dengan bayi.
Walaupun seorang perempuan menikah di usia <20 tahun, otak perempuan akan mengalami perubahan ketika ia hamil. Misal, yang tadinya tidak suka dengan anak-anak, nantinya akan berubah ketika ia hamil. Otak seorang ibu menyadari bahwa hidupnya untuk dua orang, dan memahami bahwa nafas, tenaga dan energinya untuk dua orang.
Di akhir kehamilan, kadar hormon stress dalam otak seorang perempuan akan setinggi saat olahraga berat. Namun hormon-hormon tersebut tidak menimbulkan perasaan stress selama kehamilan. Justru yang terjadi adalah perempuan hamil waspada terhadap keselamatan nutrisi dan lingkungannya, dan sudah tidak terlalu memperhatikan jenis-jenis tugas lainnya.
Setelah bayi lahir, selama beberapa hari pertama secara kimiawi otak ibu merekam bau harum kepala bayi yang baru dilahirkan, bau kulit bayi, kotoran bayi dan bau cairan-cairan tubuh lainnya. Misal, yang tadinya sebelum memiliki anak masih jijik dengan kotoran bayi, tapi setelah melahirkan bayi, jadi tidak jijik dengan kotoran bayi. Selain itu, para ibu kehilangan waktu tidur 7000 jam dalam tahun pertama pasca persalinan. Hal ini terjadi karena otak wanita dalam keadaan istirahat, 90% aktivitas elektriknya hidup.
Sejak hamil hingga punya anak, isi otak seorang ibu adalah anak, dan hanya 20% berisi hal lainnya. Tetapi dalam masyarakat modern, seorang ibu bertanggung jawab bukan hanya untuk melahirkan anak, melainkan juga menyokong mereka secara finansial. Akibatnya, beberapa perubahan di otak ini menciptakan masalah yang teramat besar dalam hidup seorang ibu. Misal ketika seorang ibu bekerja, lingkungan penuh stress yang tercipta antara tuntutan pekerjaan dan tuntutan rumah tangga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas pengasuhan para ibu kepada anak mereka. Oleh sebab itu, kita harus bersyukur telah menjadi seorang Ibu. Allah karuniakan kita banyak kekuatan dalam diri seorang ibu.
Nah, itu tadi perubahan-perubahan pada otak seorang perempuan ketika menjadi ibu. Semoga bermanfaat ya, Mom.
This Post Has One Comment