Kita harus memahami dan sadar bahwa ada banyak alasan bagi kita untuk marah. Terkadang agak susah untuk mencari alasan untuk tidak marah. Maka Nabi memberikan tips kepada kita:
فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ
“Jika ada yang mencacimu atau berbuat kejelekan kepadamu, maka katakanlah: ‘Aku adalah orang yang puasa. Aku adalah orang yang puasa.’” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim)
Jika kita ingin tidak mudah marah, maka berpuasalah. Orang yang rajin puasa adalah dia menjadi orang yang santun, sabar, tidak mudah marah, bisa mengendalikan emosi. Jadi, ketika kita merasa mudah sensitif. Jangan lupa berpuasa ya.
Marah itu ada pada diri manusia, mustahil orang tidak punya marah selama dia normal. Sehingga poin pentingnya adalah bagaimana kita mengendalikan marah. Maka konsepnya dalam Islam adalah: “Orang yang bisa menahan emosinya.” Ada dorongan untuk marah tapi bisa mengendalikan dan menahan amarahnya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang kuat itu bukanlah orang yang kuat bergulat, tapi orang kuat itu adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.” Inilah orang yang kuat. Dan ini tidak bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang kuat. Karena ini berat maka perlu latihan. Dan ibadah puasa salah satu cara kita melatih diri untuk bisa menjadi orang yang santun, yang mampu mengendalikan emosi.
Jangan lupa untuk membiasakan menahan marah ya. Sampai jumpa di tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat ya, Mom.
This Post Has 6 Comments