Mental merupakan cara berpikir dan berperasaan yang tercermin pada perilaku seseorang. Tangguh adalah kuat, andal, dan sukar dikalahkan. Jadi, mental tangguh adalah bagaimana cara berpikir dan berperasaan yang kuat, tabah, tahan dan memiliki prinsip yang sukar dikalahkan.
Untuk membentuk mental anak yang tangguh, mental orang tua pun harus tangguh. Harus sabar, harus tabah, dan harus ikhlas. Bagaimana caranya? Selalu berikan afirmasi positif terhadap diri sendiri. Katakan pada diri sendiri bahwa kita adalah orang tua yang tangguh, orang tua yang cerdas, orang tua yang penyayang dan afirmasi positif lainnya.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membangun mental tangguh pada anak:
1. Memberi nasihat kepada anak anak dengan perkataan yang baik. Karena apa yang kita sebagai orang tua katakan, akan terekam dalam memori anak. Jadi perlu berhati-hati agar tidak menyinggung dan menyakiti anak.
2. Memperlakukan anak dengan lembut dan penuh cinta. Karena seorang anak akan selalu meniru perilaku orang tua. Membentuk anak untuk menjadi tangguh bukan berarti harus dengan cara yang kasar, karena tangguh itu berbeda dengan kasar.
3. Fahami perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan. Karena laki-laki tidak sama dengan perempuan. Oleh sebab itu, cara mendidiknya pun berbeda. Hal ini bisa terlihat jelas dalam teori otak manusia. Pada otak perempuan di usia 0-6tahun, antara otak kanan dan otak kiri tersambung dengan seimbang, artinya anak tersebut sudah bisa menganalisa dan sudah berperilaku kreatif. Kalau laki-laki, otak kanan yang paling banyak sambungannya, artinya anak tersebut relax, yang suka bermain, dan suka berimajinasi. Pahami perbedaannya agar kita tahu bagaimana cara mendidik dengan sebaik mungkin. Contoh perbedaannya, anak perempuan bisa multitasking, bermain sambil berbicara, hal ini dikarenakan perempuan mampu mengerjakan berbagai pekerjaan yang tidak saling berhubungan dalam satu waktu. Tetapi anak laki sulit untuk multitasking, hal ini dikarenakan anak tersebut hanya bisa fokus dengan satu benda di depannya, karena ketika fokus, otak anak laki-laki konsentrasi dan pendengarannya menurun. Oleh sebab itu, banyak anak yang ketika bermain lalu orang tuanya berbicara, ia tidak fokus mendengarkan apa yang dikatakan orang tua.
4. Ajarkan kepada anak tentang tanggung jawab dan kewajiban kita sebagai manusia. Beri mereka pertanyaan terkait cara mereka menyelesaikan masalah. Arahkan dan beri alasan yang logis ketika pertanyaan “kenapa?” muncul ketika kita sedang menasihati. Pantang nasihati anak laki-laki ketika lapar, karena ketika kita membiarkannya makan lebih dulu, maka pekerjaannya akan cepat selesai dibanding kita memaksanya, jadi lebih baik dibiarkan bukan dipaksa.
5. Ajarkan anak berbagi sejak dini. Agar nantinya mereka terbiasa. Terutama berbagi kepada keluarga.
6. Pahami emosi pada anak. Hal-hal apa saja yang membuat mereka sedih, senang, marah atau takut. Ketika mereka bosan, tanyakan apa yang mereka mau, apa yang mereka inginkan. Berikan mereka pilihan aktivitas, karena di usia anak yang masih kecil, mereka belum bisa memanage emosi mereka.
Nah, itu tadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun mental tangguh pada anak. Kita sebagai orang tua, memang harus bersabar dalam mendidik, dan harus kuat dalam mengajar mereka. Sampai berjumpa di tulisan selanjutnya… Semoga bermanfaat ya, Mom.