Fisioterapi Pasca Operasi Sectio Caesar
Pada kondisi pasca sectio caesaria, terdapat permasalahan-permasalahan yang erat kaitannya dengan fisioterapi. Masalah-masalah yang dapat terjadi antara lain nyeri pada daerah sayatan atau incisi, potensial terjadinya Deep Vein Trombosis atau DVT, penurunan kekuatan otot perut, dan penurunan kekuatan otot dasar panggul. Yang pada akhirnya terjadi penurunan kemampuan aktivitas sehari-hari (ADL). Melihat dari permasalahan-permasalahan diatas, salah satu modalitas fisioterapi yang dapat diberikan adalah terapi latihan. Program terapi latihan dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh, sehingga kondisi umum pasien akan lebih baik.
Teknik latihan fisioterapi yang dilakukan adalah Terapi Latihan, yang dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baik secara aktif maupun pasif. Terapi latihan meliputi pencegahan disfungsi dengan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan kekuatan dan daya tahan otot, kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas jaringan lunak stabilitas relaksasi koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.
Mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana sudah dapat dimulai selagi ibu mondok di klinik atau di rumah sakit, supaya involusi tubuh berjalan dengan baik dan otot-otot mendapatkan tonus, elastisitas, dan fungsinya kembali. Latihan dilakukan secsara teratur, intensif, dan makin lama makin diperberat dengan meningkatkan frekwensi latihan-latihan lebih efesien jika dipadukan dengan pernafasan.
Modalitas terapi untuk penanganan pada kondisi pasca operasi sectio caesarea adalah terapi latihan berupa post natal exercise.
Teknik terapi latihan yang digunakan
1. Free active movement
Merupakan gerakan aktif dimana pasien melakukan sendiri melawan gravitasi guna peningakatan kekuatan dan daya tahan otot. Gerakan yang dirangkai tersebut dapat mencegah trombosis, melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan elastisitas otot perut dan mengurangi nyeri dengan melibatkan semua anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara latihan bahu, siku dan jari-jari, latihan lutut dan kaki, latihan otot-otot tungkai, serta mobilisasi lengan.
2. Static Contraction
Static contraction yaitu suatu kontraksi dari otot secara isometric didalam melawan suatu kekuatan atau memepertahankan suatau kestabilan tetapi tidak diikuti adanya gerakan.Seperti mengkontraksikan perut dan pantat serta otot dasar panggul yang di tahan 5 detik kemudian rileksasi.
3. Breathing Exercise
Suatu latihan pernapasan yaitu penderita menarik nafas dalam melalui hidung hingga rongga dada mengembang dan penahanan pada akhir inspirasi. Teknik yang digunakan adalah manuver inspirasi yaitu inspirasi yang dirangsang selama mungkin kemudian ekspirasi dilakukan tetapi tidak sampai habis. Tujuan dari pemberian latihan ini adalah untuk memelihara dan meningkatkan volume paru pada kasus paska operasi, selain itu juga bertujuan untuk rileksasi menghilangkan rasa nyeri pada saat latihan
Latihan penguatan otot dasar panggul
Pada pasian pasca sectio caesaria tetap harus diberikan latihan penguatan otot dasar panggul meskipun proses pengeluaran janin tidak melalui pintu panggul (pervaginam), karena selama kehamilan otot-otot dasar panggul teregang seiring dengan makin membesarnya janin dalam uterus. Pelaksanaannya: posisi pasien terbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, dan kedua tungkai ditekuk. Pasien diminta untuk menggerakan atau mengkontraksikan otot-otot disekeliling lubang anus (gluteal) bersama-sama seperti menahan BAK atau BAB, ditahan sampai hitungan kelima, lalu kendorkan, diulang sampai 8 kali hitungan. Tujuan dari latihan ini yaitu untuk mengencangkan otot-otot dasar panggul dan mencegah prolaps uteri.
Latihan penguatan otot perut.
Pelaksanaannya : berbaring terlentang, gerakan mengangkat kepala dan mengkontraksikan otot-otot perut. Angkat kepala, dagu didekatkan ke dada tahan sejenak (3 hitungan), lalu dikendurkan dan diulangi sampai 8 hitungan.
Latihan duduk
Bila pasien tidak ada keluhan dapat dilanjutkan dengan latihan duduk. Dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk dilakukan dengan cara kedua tungkai dirapatkan, salah satu lutut sedikit di tekuk, kemudian tubuh diputar miring bersamaan dengan kedua tungkai kesisi tempat tidur. Kedua tungkai bawah diturunkan dari Bed sambil mendorong tubuh ke posisi duduk dengan menggunakan dorongan kedua tangan, kemudian terapis harus menanyakan kepada pasien apabila pusing atau mual serta dapat dilihat pada wajah pasien apakah pucat atau tidak.
Latihan berdiri
Untuk latihan berdiri dimulai dari urutan latihan duduk sampai pasien sudah duduk di tepi Bed dengan kaki menggantung, dilanjutkan pasien menggeser pantat dan tubuhnya ke salah satu sisi tangannya untuk menapakkan salah satu kakinya di lantai, hal ini dilakukan dengan kedua tungkai tetap merapat. Setelah menapak lalu berdiri tegak dan tetap harus ditanyakan oleh terapis pada pasien adakah keluhan pusing dan mual. Jika tidak ada keluhan dapat dilanjutkan dengan latihan berjalan di sekitar Bed.
Edukasi
Menjelaskan pada ibu tentang manfaat latihan penguatan alat-alat perut dan aktivitas perawatan diri. Setelah sampai dirumah, pasien diberi pengarahan untuk supaya tetap berlatih dengan dosis yang terus bertambah dan dilarang untuk aktivitas mengangkat beban (angkat junjung) yang terlalu berat, karena akan membahayakan bekas jahitan. Selain itu ditambah dengan penjagaan sikap tubuh dan perawatan payudara.