Fisioterapi Pada Frozen shoulder
Frozen shoulder identik dengan capsulitis atau periarthritis sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan keterbatasan lingkup gerak (LGS) baik secara aktif maupun pasif pada seluruh pola gerak sendi glenohumeral. Adanya rasa nyeri dapat mengganggu penderita dalam melakukan aktifitas, biasanya nyeri ini akan timbul saat melakukan aktifitas, seperti : mengangkat tangan ke atas waktu menyisir rambut, menggosok punggung sewaktu mandi, menulis dipapan tulis, mengambil sesuatu dari saku belakang celana, mengambil atau menaruh sesuatu di atas dan kesulitan saat memakai atau melepas baju. Hal ini akan menyebabkan pasien enggan menggerakkan sendi bahunya yang akhirnya dapat memperberat kondisi yang ada sehingga dapat menimbulkan gangguan dalam gerak dan aktifitas fungsional keseharian.
Secara epidemiologi frozen shoulder terjadi sekitar usia 40-65 tahun. Dari 2-5 % populasi sekitar 60 % dari kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai perempuan dibanding laki-laki. Frozen shoulder juga terjadi pada 10-20 % dari penderita diabetus mellitus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen shoulder (Sandor, 2004). Kasus frozen shoulder memiliki masalah yang komplek bila dibandingkan dengan tendinitis dan bursitis karena terjadi keterbatasan gerak yang lebih berat dan prognosis kesembuhan yang lebih buruk dibandingkan dengan tendinitis dan bursitis.
Fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan berperan dan memelihara, meningkatkan dan memperbaiki kemampuan gerak dan fungsi. Berbagai modalitas dapat dipergunakan untuk menyelesaikan problematik frozen shoulder, salah satu modalitas yang dipakai adalah terapi latihan. Bentuk terapi latihan bermacam-macam dapat berupa latihan pasif, aktif, resisted yang diwujudkan dalam latihan pulley, shoulder wheel, shoulder leader, latihan Codman dll. Latihan yang cukup penting salah satunya adalah dengan latihan explosive power berupa latihan plyometrics (Kisner).
Apa itu Frozen shoulder ?