Fisioterapi Pada Kasus Neurologi
Dalam bidang neurologi, berbagai tantangan dihadapi oleh seorang fisioterapis. Sistem saraf manusia yang begitu kompleks dan bervariasinya kondisi neurologi yang ditemukan di tempat praktek menjadi tuntutan yang berat bagi fisioterapis. Selain itu, timbulnya berbagai kondisi neurologis yang disebabkan oleh penyakit atau trauma, memiliki dampak buruk tidak hanya pada pasien tetapi juga pada keluarga. Banyak kondisi neurologis bersifat progresif dan panjang serta menghasilkan berbagai gejala sisa juga menjadi tantangan lain dalam proses rehabilitasi yang dimulai dari diagnosis hingga pasien selesai menjalani pengobatan. Akibatnya penanganan dan proses rehabilitasi memerlukan waktu hingga bertahun-tahun.
Lesi pada sistem saraf apakah itu otak, medula spinalis, atau saraf perifer dapat menyebabkan berbagai gejala klinis neurologi berdasarkan letak lesi maupun luas lesi yang terjadi. Oleh karena itu, Fisioterapis harus melakukan berbagai pemeriksaan untuk memastikan gejala-gejala yang hadir sehingga dapat disusun sebuah rencana rehabilitasi fisioterapi yang sesuai dengan gejala klinis yang tampak.
Saat ini telah berkembang petunjuk dasar yang mendukung berbagai pendekatan untuk rehabilitasi neurologis pasien. Salah satunya adalah dengan melaksanakan peran dan fungsi fisioterapi pada kondisi neurologis dalam pendekatan tim. Disfungsi neurologis dapat menyebabkan gangguan fungsi fisik, psikologis, kognitif dan sosial. Hal inilah yang menuntut adanya kerjasama dan koordinasi dari berbagai tim kesehatan dalam proses rehabilitasi pasien neurologis.
Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena pasien secara penuh mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan bertanggung jawab. Fisioterapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkup kegiatan profesi fisioterapi.
Sebagai profesi maka Fisioterapi memiliki otonomi mandiri yaitu kebebasan dalam melakukan keputusan-keputusan profesional (professiona judenganement) dalam melakukan upaya-upaya promotif, preventif dan penyembuhan serta pemulihan dalam batas pengetahuan yang didapat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Secara umum bahwa tindakan fisioterapi yang dilakukan oleh seorang fisioterapis adalah tanggung jawab fisioterapis secara individu yang disertai oleh keputusan-keputusan profesi yang mereka lakukan dan tidak dapat dikontrol dan atau diintervensi oleh profesi lainnya.
Peran Fisioterapi Dalam Rehabilitasi Pasien Neurologis
Fisioterapis memberikan pelayanan kepada pasien atau klien yang memiliki gangguan, keterbatasan fungsional, cacat, atau perubahan fungsi fisik dan status kesehatan yang dihasilkan dari cedera, penyakit, atau penyebab lainnya. Sehingga disimpulkan bahwa Fisioterapis bertanggung jawab untuk memeriksa pasien dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai tujuan dan harapan fungsional pasien.
Langkah-langkah pelaksanaan Fisioterapi dalam rehabilitasi pasien diuraikan sesuai dengan Pedoman Praktik Terapis Fisik dari American Physical Therapy Association (APTA) yang mencakup pemeriksaan, evaluasi, diagnosis, prognosis, intervensi, dan hasil.